Ridwan Kamil Bandingkan Proyek di Cina dan Bandung

Unknown 09:24:00
Ridwan Kamil Bandingkan Proyek di Cina dan Bandung
jakarta.coconuts.co

TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dulunya adalah seorang arsitek ternama. Tidak banyak orang yang mengetahui hasil karya rancang bangunan pria lulusan University of California, Berkeley, Amerika Serikat ini di luar negeri.

Di Indonesia, karya monumental Kang Emil--sapaan akrab Ridwan Kamil--yang diketahui hanya Museum Tsunami Aceh, Gerbang Kemayoran (Kemayoran Urbangate), Sungai Epicentrum Rasuna Said, Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan, Rumah Botol Cigadung, Taman Alun-alun dan yang paling baru adalah Taman Dewi Sartika Restorasi Anak Sungai Cikapayang.

Ternyata tidak hanya di Indonesia, karya arsitektur Ridwan Kamil juga ada di luar negeri. Dalam akun instagramnya, Kang Emil memamerkan hasil desainnya yang sudah jadi yakni Ningbo Newtown China. Edaw

"Kemarin ada tim dari Hongkong yang bersilaturahmi dan memberikan buku laporan, desain saya kota baru Ningbo atas nama perusahaan yang saya bantu. Ini project tahun 2002 dan baru saja selesai," kata Ridwan Kamil di Bandung, Minggu 28 Februari 2016.






Ningbo Newtown China bukanlah satu-satunya karya arsitektur Ridwan Kamil di luar negeri. Suami dari Atalia Praratya ini mengatakan karya arsitektur berkelas internasional yang paling dibanggakan olehnya adalah kawasan Beijing Finance Street China. "Itu bentuknya super blok dan sudah jadi 100 persen," tuturnya.

Ridwan Kamil menjelaskan konsep dari kawasan Beijing Finance Street yang dirancang olehnya pada tahun 2003 silam. "Konsepnya punya twin tower untuk industri keuangan punya RTH ditengah, punya bangunan yang manusiawi. Jadi saya merubah tata kota Beijing lebih manusiawi dengan mengurangi parkir didepan gedung. Dalam dunia arsitek itu terobosan besar. Sehingga parkirnya tidak kelihatan dari jalan, hanya pedestrian, trotoar dan manusia yang jalan," tuturnya.

Desain Beijing Finance Street selesai dibangun dalam waktu 5 tahun, tepatnya di tahun 2008. Saat itu, Ridwan Kamil masih bekerja di perusahaan arsitek internasional Skidmore Owings & Merrill (SOM). Perusahaan ini dikenal karena merancang gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa, Dubai.

"Saya dulu saya menang sayembara mewakili kantor saya SOM di Hongkong. Saya memimpin tim sayembara dan memenangkan proyek itu," akunya.

Salah satu karya monumental Ridwan Kamil selanjutnya yang paling ditunggu-tunggu adalah kota modern baru bernama Bandung Teknopolis yang digadang-gadang bakal menjadi Silicon Valley Indonesia. Namun karena kondisi perekonomian Indonesia jauh berbeda dengan di Cina, bukan tidak mungkin proyek ini akan selesai dalam waktu yang sangat lama.

"Saya lagi membuat Bandung Teknopolis, cuma semua serba lama. Karena kalau di China empat kali lipat lebih banyak uangnya, empat kali lebih cepat dalam membangun. Kalau ditanya kebahagiaan saya seperti Beijing Finance Street dan Ningbo Newtown akan terasa filingnya sama kalau Bandung Teknopolis selesai," bebernya.

Ridwan Kamil berharap karya-karya monumentalnya bisa menginspirasi arsitek-arsitek muda lainnya di Indonesia. "Saya ingin membuktikan sebenarnya anak Indonesia jika diberi ruang dan panggung kita bisa berkarya," tandasnya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Architecture Inside. Powered by Blogger.